Ngototnya Wakil Gubernur Basuki T. Purnama untuk tak lagi membayar swasta untuk ikut mengelola sampah di Ibu Kota, sekalipun anggaran pembelian 200 truk baru juga tidak bisa terealisasi, berimbas pada seretnya perjalanan sampah ke tempat pembuangan akhir. "Masak sampah mau dibiarkan menumpuk?" ujar Jokowi, di Balai Kota, Senin lalu.
Jika tidak ada truk (armada truk swasta pernah berperan mengelola hingga 60 persen sampah di Jakarta), Jokowi tak bisa melakukan pengangkutan sampah sendiri. Alasannya, Jakarta sudah krisis truk sampah karena bukan cuma jumlahnya yang kurang, tapi sebagian dari yang tersedia sudah berusia uzur.
"Dengan kondisi semacam ini, sulit bagi Pemprov DKI untuk melepaskan swastanisasi," katanya sambil menambahkan, "Sekarang mau pakai apa (angkut sampah)?"
Persoalan ini sebenarnya berawal dari kesalahan komunikasi antara Basuki dan jajaran Dinas Kebersihan. Basuki tak ingin ada lagi swastanisasi, tapi hal itu tak terjemahkan dalam APBD yang sudah disetujui DPRD bulan lalu.
Dalam anggaran itu tercantum
grosir sprei murah program swastanisasi pengangkutan sampah di 42 kecamatan senilai Rp 354,3 miliar dari total anggaran di bidang kebersihan yang sebesar Rp 1,38 triliun. Adapun pengadaan yang ada berupa pembelian alat angkut sampah, yakni dump truck besar Rp 32 miliar, dump truck kecil Rp 16,5 miliar, truk arm roll besar Rp 15 miliar, truk arm roll kecil Rp 7,5 miliar, dan tronton Rp 10 miliar. Anggaran tersebut cukup untuk membeli 160 truk.
Basuki menolak menyentuh anggaran yang dialokasikan untuk swastanisasi tersebut. "Biarin saja jadi Silpa (Sisa Lebih Penggunaan Anggaran), nanti dialokasikan untuk yang lain dalam APBD Perubahan," kata Basuki. NINIS CHAIRUNNISA | ANGGRITA DESYANI
Title : Jokowi Pusing Angkuti Sampah Jakarta
Description : Ngototnya Wakil Gubernur Basuki T. Purnama untuk tak lagi membayar swasta untuk ikut mengelola sampah di Ibu Kota, sekalipun anggaran pembel...